11+ Fakta Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia

-fakta tokoh-
Fakta Tan Malaka

Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Sutan Malaka. Lahir tanggal 2 juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota , Sumatera Barat. Beliau merupakan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang sangat fanatik,radikal dan berhaluan kiri (sosialis-komunis) dalam menentang dan melawan kolonial Belanda. “Merdeka seratus persen” itulah prinsipnya, Dengan madilog – madilognya beliau dapat membangkitkan semangat dan kesadaran bangsa Indonesia untuk lepas dari kapitalisme dan imperialisme kolonial Belanda. Namun pendapat sebagian kalangan masyarakat men-cap Tan Malaka sebagai sosok yang sama halnya dengan tokoh-tokoh komunis lainnya yang punya tabiat busuk bagi negara ini. 

Asumsi mereka “siapa yang komunis berarti dia orang yang tidak baik dan patut untuk tidak dikenang”, Tetapi mereka belum tahu mengenai siapa sebenarnya Tan Malaka dan apa jasanya bagi bangsa dan negara kita. Untuk itu berikut ini ulasan 11 fakta tentang Tan Malaka yaitu:

Tan Malaka Adalah Tokoh Yang Pertama Kali Mencetuskan Republik Indonesia

Tan Malaka adalah tokoh Revulosioner yang pertama kali mengkonsep sistem pemerintahan Negara yang  Republik di Indonesia bahkan jauh sebelum IR.Soekarno dan Moh.Hatta menulis buku tentang konsep kemerdekaan Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya buku dari Tan Malaka yang berjudul “ Naar de Republiek Indonesia” (Menuju Republik Indonesia).

Tan Malaka Adalah Pelopor Berdirinya Sekolah Sarekat Islam

Sekalipun Tan merupakan politisi sosilis-komunis beliau tidak pernah lupa tergabung dalam organisasi pergerakan Islam (SAREKAT ISLAM) dari organisasi ini Tan kembali menggairahkan komitmen kemerdekaan bagi Indonesia dengan mendirikan sebuah sekolah bagi rakyat pribumi pada tanggal 21 Juni 1921 bernama SI SCHOOL di Semarang, karena Tan beranggapan bahwa kemerdekaan Indonesia hanya dapat diperoleh dengan didikan kerakyatan.

Tan Malaka Melakukan Pelarian ke Berbagai Negara

Tan dikenal sebagai tokoh yang sangat radikal dimata kolonial Belanda dengan terjun langsung dalam aksi demonstrasi untuk memperjuangkan keadilan bagi pekerja buruh (kalangan bawah) waktu itu. Akibatnya pemerintah Belanda gerah terhadap aksi Tan kemudian menangkap dan mengasingkannya ke Belanda pada tanggal 23 Februari 1933. Dari sini perjalanan hidup Tan dimulai, ia hidup berpindah – pindah dari satu negara ke negara. Tan telah mengembarai  11 negara sebagai tempat persembunyian dari kejaran tentara Belanda, Inggris, Jepang dan AS. Total perjalanan beliau diperkirakan mencapai 89.000 KM setara 2 kali keliling bumi.

Tan Malaka Punya 23 Nama Samaran

Tan sendiri jadi buronan tentara dari berbagai negara (Belanda, Inggris, Jepang dan AS)  akibat aksi-aksinya, hidup berpindah dari satu negara ke negara lainnya menyebabkan beliau harus menutup identitas aslinya dengan cara mengubah nama diantaranya Elias Fuentes, Estahislau Rivera, Alisio Rivera (Filiphina), Hasan Gozali ( Singapura), Ossorio (Sanghai), Ong Song Lee (13 varian - Hongkong), Tan Ming Sion (Burma), Legas Hussein, Ramli Hussein, Ilyas Hussein (Indonesia), Cheung Kun Tat, Howard Lee (China).

Tan Malaka, Hidup dari Penjara ke Penjara

Tidak kurang dari 13 kali Tan dipenjara akibat beberapa gerakan yang dilancarkannya, yang dianggap mengancam laju pemerintahan waktu itu namun mereka tidak tahu bahwa yang dituntut oleh Tan Malaka sendiri adalah KEADILAN bagi seluruh kalangan masyarakat tanpa terkecuali. Tan dipenjara masing-masing sekali di Filiphina (1937) dan Hongkong (1932) dan di Tanah Air, beliau di penjara 11 Kali (1922 dan 1946-1948).

Tan Malaka Pernah Menentang Lenin (Presiden Partai Komunis Dunia)

Waktu itu Tan mengahadiri Kongres Partai Komunis Se-dunia di Moskow, Rusia. Sebagai delegasi/utusan dari Indonesia. Tan dengan beraninya menentang Lenin, yang waktu itu dapat diibaratkan sebagai raja-nya Partai Komunis Se-dunia. Saat itu umur Tan baru berumur 25 tahun, sementara Lenin telah menjadi Perdana Menteri Uni Soviet. Tan menggugat bahwa gerakan Komunis dunia harus bersinergi dan berkolaborasi dengan gerakan Islam karena ditinjau dari segi tujuannya sama, yaitu mengusir kapitalis dan imperialis. Bukannya murka Lenin malah mengangkat Tan Malaka sebagai Komandan Partai Komunis Regional Asia Timur.

Tan Malaka Sebagai Pelanjut Ir.Soekarno – Moh.Hatta

Tan Malaka dan Ir.Soekarno tidak dapat dipisahkan karena Tan merupakan satu dari empat tokoh yang menerima testamen politik atau surat politik dari Soekarno pada September 1945 untuk melanjutkan pimpinan revolusi Indonesia jika Soekarno dan Hatta ditangkap atau dibunuh. Dalam kutipan karya Tan Malaka sendiri yang berjudul “Dari penjara ke penjara” bahwa Soekarno berkata kepada Tan bahwa “jika sewaktu-waktu terjadi apa-apa terhadap saya maka pimpinan Revolusioner akan saya alihkan kepada saudara”.



Tan Malaka Mahir Dalam Bahasa Asing dan Juga Seorang Hafidz

Tan sendiri dikenal sebagai sosok yang cerdas jadi tak salah jika beliau mampu menguasai 8 bahasa sekalipun yaitu bahasa Minang, Indonesia, Belanda, Rusia, Jerman, Mandarin, dan Tagalog. Tak sampai disitu siapa sangka seorang tokoh Komunis dan penganut Marxisme ini sejak muda juga mendalami ajaran agama Islam dan telah menghafalkan Al-Qur’an.

Tan Malaka Adalah Seorang Penulis aktif

Selain sebagai tokoh komunis yang terkenal, Tan juga termasuk penulis dan pemikir produktif. Tidak kurang dari 26 judul buku telah diterbitkannya sebagai buah pikirannya. Diantaranya, Parlemen atau Soviet (1922), SI Semarang dan Onderwijs (1921), Dasar Pendidikan (1921), Naar de Republiek Indonesia (1924), Massa Actie (1926), Madilog (1943), Rencana Ekonomi Berjuang (1945), Islam dalam tinjauan Madilog (1948), Pandangan Hidup (1948) dan beberapa karya lainnya.

Tan Malak Merupakan Organisasiawan

Sedikitnya Tan Malaka pernah bergabung di 9 Organisasi, baik di Indonesia maupun di Luar negeri saat pelarian yakni Anggota Sarekat Islam (1921-1922), wakil ketua Sarekat Buruh Pelikan (1921-1922), Ketua PKI (1921-1922), Wakil Komintern untuk Asia Timur (1924), Ketua Biro Buruh Lalu lintas se-Pasifik (1924), Ketua Partai Republik Indonesia, Thailand (1927), Ketua Persatuan Perjuangan (1946), Pendiri Partai Murba (1948) dan Pimpinan Gerilya Pembela Proklamasi (1948). 

Tan Malaka Terbunuh Ditangan Bangsa Sendiri

Alih-alih Tan Malaka adalah seorang yang peduli terhadap rakyat dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia namun ada pula sebagian kalangan yang tidak menerima kehadiran beliau. Pada 21 Februari 1949, Tan Malaka menemukan akhir hayatnya. Beliau dibunuh oleh Tentara Militer Indonesia saat berada di Selopanggung, Kediri.

Demikianlah tulisan Fakta Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia yang saya buat, mohon maaf jika ada kesalahan dan terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi para pembaca. Penulis dalam artikel ini adalah Syahrul Gunawan. Trimakasih.
-FaktaTokoh-

Subscribe to receive free email updates:

7 Responses to "11+ Fakta Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia"